BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
1.
Latar Belakang Kegiatan
Perlu disadari bahwa sampai pada saat ini lulusan
SMK belum dapat diserap langsung oleh pihak dunia usaha maupun industri. Secara
kasat mata terbukti hampir setiap
dunia usaha/industri ketika merekrut tenaga kerja lulusan SMK masih
Pendidikan dan Pelatihan bagi yang telah lolos seleksi penerimaa nkaryawa
nrata-rata 3 (tiga) bulan.
Hal ini menunjukan bahwaketerampilan yang dimiliki
lulusan SMK belum diakui oleh pihak dunia usaha/industri.Jika kita kaji secara
seksama, kita tidak dapat menyalahkan pihak duniausaha/ industri. Memang pada
kenyataannya masih banyak SMK yang sangat minim peralatan praktik. Sehingga
peserta diklat yang harusnya porsi pembelajaran praktik idealnya 70% hanya
dapat dilaksanakan 30% saja. Bahkan ada beberapa SMK yang tidak memiliki sama
sekali peralatan praktik, dalam pelaksanaan peserta diklat hanya dapat
berangan-angan dengan teori saja tidak dengan peralatan kenyataan yang
sebenarnya. SMK yang peralatan praktik cukup memadai, belum tentu peralatan itu
sesuai dengan yang ada di industri/usaha. Sekarang peralatan di dunia usaha/
industri sudah serba otomatis sedangkan peralatan yang ada di SMK-SMK masih
manual. Sehingga pelaksanaan praktik hanya sekedar mengenal peralatan yang ada,
kurang memperhatikan kebutuhan di dunia industri/usaha, itu pun tidak semuanya
dapat memanfaatkan secara maksimal.
Sesuai dengan hasil pengamatan dan penelitian
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, pola penyelenggaraan di SMK belum
secara tegas dapat menghasilkan tamatan sebagaimana yang diharapkan. Hal tersebut dapat dilihat
dari kondisi pembelajaran yang belum kondusif untuk menghasilkan tenaga kerja
yang professional, karena keahlian professional seseorang tidak semata-mata
diukur oleh penguasaan unsur pengetahuan
dan teknik bekerja, tetapi harus dilengkapi dengan penguasaan kiat (arts)
bekerja yang baik. Penggunaan unsur ilmu pengetahuan dan teknik bekerja dapat
dipelajari di sekolah, namun untuk kiat adalah
sesuatu yang tidak dapat diajarkan tetapi harus dikuasai melalui
pembiasaan dan internalisasi. Untuk kiat yang menjadi faktor utama penentu
kadar keahlian professional seseorang, hanya dapat dikuasai melalui cara
mengerjakan pekerjaan pada bidang profesi itu sendiri. Karena itulah tumbuh
suatu aturan keahlian professional berdasarkan jumlah pengalaman kerja.
Misalnya tingkat keahlian seorang pilot diukur dari jumlah jam terbangnya,
tingkat keahlian seorang montir diukur dari jumlah tahun kerjanya sebagai
seorang montir, dan sertifikat seorang “wekder” bisa batal apabila lebih dari
satu tahun tidak lagi mengelas. Mata diklat praktik kejuruan yang disajikan di
sekolah biarpun menggunakan peralatan yang lengkap dan modern, pada dasarnya
hanya mampu menyajikan proses dan situasi peniruan (simulasi), karena bukan
situasi yang sesungguhnya, oleh karena itu sulit diharapkan untuk mampu memberikan keahlian sebagaimana yang
diharapkan.
Melihat kenyataan diatas, Dikmenjur menetapkan
strategi operasional yang berdasarka kepada kebijakan “Link and Match”
(kesesuaian dan kesepadanan)Departemen Pendidikan dan kebudayaan dalam model
penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda.
Pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan ketentuan yang tertuang dalam
Undang-undang Nomor 2 tahun 1989 tentang system Pendidikan Nasional, PP Nomor
20 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah, PP Nomor 39 1992 tentang Peran serta
Masyarakat dalam Pendidikan Nasional, Kepmendikbud Nomor 080/U/1992
tentang Sekolah Menengah Kejuruandan Kepmendikbud Nomor 080/U/1993 tentang
kurikulum SMK.
2.
Gambaran
Umum Perusahaan
Perusahaan RETRO
COMPUTER yang beralamat di jalan KH Dewantara No. 58
B,Kentingan,Jebres,Surakarta. Berdiri tahun 2011, toko accesories komputer
sekaligus tempat servis yang tergolong baru ini mampu bersaing dengan
kompetitor-kompetitor yang jauh lebih berpengalaman. Dengan modal Rp
60.000.000,00 yang didapatkan dari hasil
pinjaman, Mas Rifa’i (pemilik Retro) menekuni usahanya dengan gigih dan berani.
Berkat kerja keras
dan usaha yang maksimal, pada tanggal 11 Oktober 2011 Retro Computer berhasil
membuka cabang di Kestalan,Kartasura, Sukoharjo yang juga bergerak di bidang
yang sama.
Karyawan dan
pemilik Retro Computer merupakan jebolan dari MAX-C (MAX Computer), sebuah
perusahaan yang bergerak di bidang pemasangan jaringan, servis komputer, jual
beli dan rental CD. Tapi karena ada sebuah masalah maka perusahaan ini vacum
untuk beberapa waktu, dan para pegawainya pun mulai mengundurkan diri satu per
satu. Muhammad Rifa’i atau lebih akrab dipanggil Mas Fa’i berusaha mencari
sumber penghasilan lain dan akhirnya mendirikan Retro Computer tepat di sebuah
toko yang sebelumnya ditempati oleh MAX-C, dengan merekrut 4 orang temannya
yang sama-sama dari MAX-C perusahaannya pun tetap bertahan sampai sekarang.
3.
Kegiatan
Usaha
Kegiatan usaha di Retro Computer adalah bergerak dalam bidang:
a.
Penjualan
PC, laptop, printer, dan aksesoris hardware.
b.
Servis
komputer, printer, laptop, dan monitor.
c.
Networking.
B.
Tujuan
Kegiatan
1.
Tujuan
Pelaksanaan Prakerin
Melalui pendekatan
pembelajaran ini peserta diharapkan:
a.
Mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan dunia kerja yang sesungguhnya.
b.
Memiliki
tingkat kompetensi standar sesuai yang dipersyaratkan oleh dunia kerja.
c.
Menjadi
tenaga kerja yang berwawasan mutu,
ekonomi, bisnis kewirausahaan, dan produktif.
d.
Dapat
menyerap perkembangan teknologi dan budaya kerja untuk kepentingan perkembangan
dirinya.
2.
Tujuan
Pembuatan Laporan
a.
Sebagai
salah satu bentuk latihan, dalam menghadapi UjiKompetensi pada akhir proses
pembelajaran.
b.
Sebagai salah satu tugas yang disyaratkan
untuk menempuh UAS/UN.
C. Manfa’at
1.
Menambah wawasan dalam dunia kerja.
2.
Menambah wawasan tentang computer.
3.
Menambah tali persaudaraan antarpelajar
SMK.
D. Sistematika
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
1.
Gambaran Umum Perusahaan
2.
Kegiatan Usaha
B.
Tujuan Kegiatan
1.
Tujuan
Pelaksanaan Prakerin
2.
Tujuan
Pembuatan Laporan
C. Manfa’at
D. Sistematika
BAB II PROSES PELAKSANAAN
A. Pelaksanaan
Kegiatan
1. Memback
up driver dan data di partisi sistem
2. Memback
up driver menggunakan Hirens Boot
3. Memback
up driver menggunakan Driver Genius
4. Memback
up data pada partisi sistem
B. Membuat
Bootable Windows XP pada USB Flashdisk
1.
Membootable flashdisk dengan menggunakan
aplikasi Win To Flash
C.
Instal Windows XP Secara Manual
1.
Proses setting BIOS
2.
Proses instal Windows XP Service Pack 2
3.
Setting Registry Editor
D.
Menginstal Driver
1.
Menginstal driver melalui Device Manager
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar